Web Site Hit Counters

sejak 6 April 2008

Perjalanan pertama kali ke Taiwan
Teman2 pasti tahu khan, saya datang bersama-sama dengan ibu dan Mas Yusuf utk menemani bapak yang sedang belajar di Taiwan. Tepatnya kami datang ke Taiwan pertengahan Desember 2005. Sedangkan Bapak sdh datang ke Taiwan sejak 5 September 2005.
Waktu itu saat saya masih dalam perut ibu lho. Saya hanya bisa merasakan naik pesawat dari bandara Adi Sutjipto Jogjakarta menuju bandara internasional cengkareng Jakarta. Malamnya sebelum pergi ke Taiwan, kami pamit dulu ke tempat eyang di Baleasri dan pagi-pagi sekali dengan di antar oleh Mbah Lanang dan Mbah Wedok dari tempat kami di Dusun Gejawan Wetan, Desa Balecatur, Gamping, Sleman, pergilah kami menuju bandara Adi Sujipto Jogjakarta.
Setelah check-in di loket maskapai penerbangan, kami kemudian menuju ke pintu masuk pemeriksaan airport tax yang terletak di bagian dalam. Tepat pukul 07.05 WIB melalui pengeras suara diumumkan bahwa penumpang yang kaan berangkat menuju Jakarta dipersilahkan untuk masuk memalui gate 1. Yunus lihat Mbah Wedok meneteskan airmata saat melepas kami di sana. Yunus ingat bahwa mereka semua adalah orang2 terdekat yang menyayangi kami semua.

Singkat cerita kami akhirnya sampai di bandara internasional Soekarno-Hatta Cengkareng. Di sana setelah mengambil bagasi, kami pindah ke terminal dua dengan menggunakan taksi. Sesampainya di sana bapak bersama dengan Mas Yusuf langsung menuju ke loket pembebasan fiskal luar negeri. Loket ini berada di ujung paling kiri dari terminal 2 ini. Jadi kalau teman-teman masuk melalui pemeriksaan bagasi di pintu depan di terminal 2 maka beloklah arah kiri.

Menurut bapak, fiskal luar negeri ini merupakan pajak yang dikenakan pada perseorang yang berkunjung ke LN. Bila bepergian menggunakan pesawat udara maka akan dikenakan biaya Rp. 1.000.000. Sedangkan Rp. 500.000 dan Rp. 250.000 masing-masing untuk keberangkatan dengan angkutan laut dan darat. Alhamdulillah krn bapak sbg PNS, bapak tdk diwajibkan bayar fiskal tsb. Demikian pula Mas Yusuf dibebaskan dari pembayaran fiskal luar negeri karena termasuk anak yang usianya di bawah 11 tahun...........Mas Yusuf waktu itu mash berumur 4 thn. Hanya ibu lah yang bayar fiskal di loket salah satu bank di sana. Untuk mendapatkan bebas fiskal tsb. Yunus lihat bapak harus mengisi formulir di sana dan jg harus menunjukkan paspor dengan surat tugas dari SetNeg. Petugas di sana selanjutnya akan memfotocopy paspor pemohon dan kemudian memberikan slip pembebasan fiskal tsb. Slip ini yang akan diserahkan di loket pemeriksaan fiskal.

Setelah itu, Yunus lihat bapak melakukan check-in di loket China Airlines. Di sana dengan menunjukkan tiket elektronik dan paspor, akan diperoleh sejumlah tiket untuk perjalanan kami masing-masing untuk Jakarta - Taipei dan Taipei - Kaohsiung. Sebelum kami masuk ke pintu pemeriksaan fiskal, kami harus mengisi kartu imigrasi. Kartu ini berisi catatan ttg data perjalanan berupa keberangkatan dan kadatangan.

Akhirnya setelah sampai di gate D-6, kami langsung menuju ke ruang tunggu. Singkat cerita jam pun hampir menunjukkan 13.35 WIB., kami dipersilahkan untuk menaiki pesawat. Inilah perjalanan pertama kali Yunus ke LN. Cukup lama juga perjalanan ini, sampai2 Mas Yusuf bosen duduk di dalam pesawat. Untung saja bapak dan ibu bawa mainan buat Mas Yusuf. Tepat pukul 20.15 waktu Taipei, pesawat mendarat di bandara internasional Taoyuan Taiwan. Karena kami akan meneruskan perjalanan ke Kaohsiung yang merupakan bandara internasional berikutnya di Taiwan, maka kami harus melakukan proses transfer menuju gate yang lain. Wah lumayan cukup jauh lho teman-teman. Kami harus berjalan menggunakan sky-train dan akhirnya kami menuju gate di terminal dua.

Di gate D-2 ini kami akan menggunakan pesawat lagi menuju bandara Kaohsiung. Kali ini pesawat yang digunakan tidak lagi pesawat Air-Bus A300-300 seperti saat perjalanan Jakarta-Taipei, tetapi kami akan menggunakan pesawat yang lebih kecil yaitu pesawat Boeing 747 seri 400. Tepat pukul 21.45 waktu Taipei pesawat pun berangkat. Kurang lebih 50 menit perjalanan Taipei - Kaohsiung. Hampir sama dengan Jogja - Jakarta. Akhirnya kami tiba di bandara Kaohsiung tepat pukul 22.40.
Wah dingin banget udaranya. Memang saat itu sedang musim dingin jadi kerasa banget dinginnya. Apalagi bagi kami yang baru datang dari Indonesia. Untunglah tidak berapa lama, travel penjemputan pun sdh datang dan kami segera bergegas naik menuju ke Tainan. Perjalanan Kaohsiung - Tainan ditempuh kurang lebih 45 menit dan ongkosnya NTD 350/orang. Alhamdulillah, kami akhirnya sudah sampai di apartemen yang di sewa oleh bapak. Lokasi apartemen kami di Wu-Shen Rd Tainan City yang berada di bagian barat kota Tainan. Waktu itu jam sudah hampir tengah malam. Mas Yusuf karena kecapekan langsung tertidur. Alhamdulillah akhirnya perjalanan panjang dari Jogja ke Tainan telah kami lalui dengan selamat.
Bermain di Taman Pintar
Hari Sabtu, 14 Juli 2007, saya dan bapak-ibuku berencana pergi ke Taman Pintar Jogja. Tahukah teman2 bahwa Taman Pintar ini adalah suatu tempat yang sangat istimewa bagi warga Jogja dan sekitarnya. Hal ini disebabkan tempat tersebut berisi berbagai sarana hiburan yang mendidik. Hampir setiap hari taman tersebut selalu dikunjungi oleh warga. Apalagi di hari libur, teman2 bisa menyaksikan sendiri bagaimana ramainya taman tersebut.
Perlu saya sampaikan pada teman2 bahwa masuk ke taman ini gratis alias tidak dipungut bayaran. Kecuali kalau teman2 berkeinginan masuk ke wahana-wahana lain maka teman2 harus membeli tiket masuk. Lho lantas darimana pihak pengelola menutup biaya operasional? menurut yang saya dengar bahwa pengelola mendapatkan pemasukan dana dari sponsor.
Saya sangat senang sekali bisa pergi sama bapak-ibuku. Kebetulan Mas Yusuf tidak ikut. Kalau tidak salah Mas Yusuf sedang ada acara di sekolahnya. Jadi hanya bertiga saja pergi ke taman tsb. Begitu datang pertama kali saya langsung lari-lari di arena yang luas. Apalagi melihat banyak sekali teman2 sebayaku yang sedang bermain di sana.

Wah sungguh ramai. Saya mencoba memukul beberapa alat yang mirip rebana yang terdiri dari berbagai macam ukuran, shg bunyinya pun beragam jenisnya. Asyik lho ! Sebenarnya dengan di Taman Pintar ini selain sebagai sarana hiburan juga ada sarana belajarnya terutama sains yang akan mendukung kurikulum pendidikan. Juga dapat memotivasi anak dan generasi muda untuk mencintai sains dan dapat membantu guru dalam mengembangkan pengajaran di bidang sains. Asyik khan teman2 !!!
Di tempat ini pula saya mencoba menikmati lingkungan atau alam desa. Di situ ada kerbau, sapi dan bbrp miniatur alam. Saya mencoba duduk di sebuah dangau yang biasa digunakan Pak Tani saat beristirahat. Wah udaranya sejuk ! saya hampir saja tertidur........untuk mengurangi rasa kantuk karena saking sejuk dan semilirnya angin, ibuku memberikan mainan dan makanan.....hehehe makasih Bu !